Bocoran HK — Pemerintah terus memantau perkembangan penanganan insiden tenggelamnya kapal wisata KM Putri Sakinah di perairan Selat Padar, Kawasan Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyatakan bahwa pemerintah telah meminta jajaran TNI, Polri, dan Kementerian Perhubungan untuk mempercepat proses penanganan dan pencarian korban, mengingat masih ada sejumlah korban yang belum ditemukan.
“Kami memonitor kejadian kecelakaan di Labuan Bajo ini. Kami juga meminta seluruh jajaran TNI, Polri, dan Kemenhub untuk bekerja keras secepat mungkin dalam melakukan penanganan,” ujar Prasetyo di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta. “Sebab, berdasarkan informasi terakhir, masih ada korban yang belum ditemukan,” tambahnya.
Duka bagi Dunia Sepak Bola
Insiden naas yang terjadi pada Jumat, 26 Desember 2025 tersebut juga membawa duka mendalam bagi dunia sepak bola internasional. Klub asal Spanyol, Valencia CF, mengonfirmasi bahwa salah seorang pelatih tim cadangan putri mereka, Fernando Martin, beserta tiga anaknya, menjadi korban dalam musibah tersebut. Kabar duka ini disampaikan langsung oleh klub melalui kanal resmi mereka.
Berdasarkan laporan dari SAR Maumere, KM Putri Sakinah mengangkut 11 penumpang. Mereka terdiri dari enam anggota keluarga Fernando Martin, empat kru kapal, dan seorang pemandu wisata.
Kronologi Kejadian dan Korban Selamat
Kapal tersebut berangkat dari Pulau Komodo sekitar pukul 20.00 Wita menuju Pulau Padar untuk melanjutkan perjalanan wisata. Setelah kurang lebih setengah jam berlayar, kapal dihantam ombak besar, mengalami mati mesin, dan akhirnya tenggelam.
Tim SAR Gabungan segera bergerak menuju lokasi menggunakan RIB Pos SAR Manggarai Barat setelah mendapatkan informasi kejadian. Korban yang berhasil selamat dalam musibah ini adalah Kapten KM Putri Sakinah, Lukman; tiga orang ABK (Muhamad Rifai, Muhamad Alif Latifa, dan Rahimullah); seorang pemandu wisata bernama Valdus; serta dua penumpang warga negara Spanyol, Ortuno Andrea dan Mar Martinez Ortuno.
Sementara itu, empat korban yang masih dalam pencarian hingga saat ini adalah Martin Carreras Fernando, Martin Garcia Mateo, Martines Ortuno Maria Lia, dan Martines Ortuno Enriquejavier.
Pengerahan Teknologi Mutakhir dalam Operasi SAR
Untuk mempercepat dan mempertajam proses pencarian, Kapolda NTT, Irjen Pol Rudi Darmoko, yang memimpin langsung operasi SAR, mengerahkan sejumlah peralatan khusus berteknologi tinggi ke Labuan Bajo. Teknologi yang digunakan antara lain:
Sonar System
Digunakan untuk mengidentifikasi kondisi dasar perairan dan mendeteksi objek yang menjadi target operasi pencarian.
ROV (Remotely Operated Vehicle) atau Drone Bawah Air
Berfungsi untuk mengamati kondisi bawah laut di sekitar titik yang telah terdeteksi oleh sonar.
Tactical Diver Thruster
Merupakan alat bantu bagi penyelam untuk bermanuver di dalam arus laut yang kuat, meningkatkan efektivitas dan keamanan penyelaman.
Seabob
Alat ini digunakan untuk pengamatan dasar laut dari permukaan sambil melakukan snorkeling, sekaligus membantu mobilitas penyelam.
Surface Marker Buoy (SMB)
Berperan sebagai penanda lokasi oleh penyelam di permukaan laut.
Teropong
Untuk membantu pengamatan visual secara lebih luas di area permukaan laut.
Sebelum berangkat ke lokasi, Kapolda NTT beserta rombongan melakukan pengecekan kesiapan lima personel khusus dari Direktorat Polairud Polda NTT di Bandara El Tari Kupang. Kelima personel tersebut merupakan operator peralatan SAR sekaligus penyelam profesional yang kompeten untuk menyelam di kedalaman tinggi.
“Kehadiran personel Ditpolairud yang memiliki keahlian khusus ini diharapkan dapat mempercepat proses penemuan kapal maupun korban yang masih dalam pencarian,” jelas Kepala Bidang Humas Polda NTT, Kombes Pol Henry Novika Chandra.
Henry menegaskan bahwa pengerahan personel dan peralatan canggih ini mencerminkan komitmen Polda NTT yang mengedepankan keselamatan jiwa manusia sebagai prioritas utama. “Polda NTT akan terus bersinergi dengan Basarnas, TNI AL, KSOP, Polair Mabes Polri, serta seluruh unsur terkait hingga seluruh korban ditemukan. Ini adalah tugas kemanusiaan yang harus dijalankan dengan penuh dedikasi,” tegasnya.