MUI Dorong Umat Islam Masuk ke Ekonomi Hijau dan Perdagangan Karbon

MUI Dorong Umat Islam Masuk ke Ekonomi Hijau dan Perdagangan Karbon

Slot Dana 5000 — Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Ekonomi, M. Azrul Tanjung, mengajak umat Islam untuk mengkaji dan memanfaatkan potensi ekonomi hijau. Langkah ini dinilai dapat mendukung pergerakan ekonomi umat, termasuk dengan masuk ke dalam skema perdagangan karbon yang tengah gencar didorong oleh pemerintah.

Peluang Bisnis di Era Ekonomi Hijau

Dalam Rapat Kerja Lembaga Ekonomi Umat (LPEU) dan Penguatan Koperasi di Jakarta, Azrul menegaskan bahwa arah perkembangan ekonomi kini mengarah pada bisnis-bisnis berkelanjutan. Ia mencontohkan beberapa peluang seperti pengembangan wisata hutan, ekowisata, dan yang paling strategis adalah perdagangan karbon (carbon trading).

“Carbon trading menjadi penting karena saya mendapat informasi yang cukup valid. Bahkan, saya telah bertemu langsung dengan pelaku usaha di bidang ini yang sudah melakukan transaksi,” ujar Azrul.

Umat Islam Tidak Boleh Tertinggal

Azrul menekankan bahwa umat Islam, khususnya yang tergabung dalam MUI, harus proaktif dan tidak boleh tertinggal dalam menggarap bisnis-bisnis yang ramah lingkungan. Menurutnya, ini adalah momentum untuk berkontribusi sekaligus mendapatkan manfaat ekonomi dari tren global yang semakin mengedepankan keberlanjutan.

Dukungan Regulasi dan Pasar yang Terbuka

Pemerintah Indonesia sendiri sedang aktif mendorong implementasi perdagangan karbon. Mekanismenya tidak hanya melalui pasar resmi seperti Bursa Karbon Indonesia, tetapi juga melalui pasar karbon sukarela (voluntary carbon market) yang aksesnya kini semakin terbuka.

Dukungan regulasi juga semakin kuat dengan diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 110 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Instrumen Nilai Ekonomi Karbon dan Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca Nasional. Perpres ini menjadi landasan hukum yang penting untuk mengakselerasi pengembangan ekonomi karbon di Indonesia.