Harga BBM Pertamina Naik per 1 November 2025, Dexlite dan Pertamina Dex Terkerek

TVTOGEL — PT Pertamina (Persero) kembali menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) untuk jenis nonsubsidi mulai 1 November 2025. Penyesuaian harga ini terutama berlaku bagi Dexlite dan Pertamina Dex yang mengalami kenaikan sebesar Rp200 per liter di sejumlah wilayah, termasuk Jawa dan Bali.

Selain dua jenis tersebut, biosolar nonsubsidi yang hanya dijual di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) juga mengalami kenaikan serupa. Sementara itu, harga Pertamax, Pertamax Green 95, dan Pertamax Turbo tidak mengalami perubahan.


Daftar Harga BBM Pertamina Terbaru per 1 November 2025

Mengutip laman resmi mypertamina.id, berikut daftar harga BBM terbaru di wilayah Jawa dan Bali:

  • Pertalite: Rp10.000 per liter
  • Pertamax: Rp12.200 per liter
  • Pertamax Turbo: Rp13.100 per liter
  • Pertamax Green 95: Rp13.000 per liter
  • Dexlite: Rp13.900 per liter (naik Rp200)
  • Pertamina Dex: Rp14.200 per liter (naik Rp200)

Sementara itu, harga biosolar nonsubsidi di NTT kini mencapai Rp13.800 per liter, naik dari sebelumnya Rp13.600.

Kenaikan ini merupakan bagian dari penerapan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022, yang merupakan perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang formula harga dasar dalam perhitungan harga jual eceran BBM umum.


Impor Energi dari Amerika Serikat untuk Jaga Stabilitas Subsidi

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyampaikan bahwa Indonesia akan memperluas kerja sama impor energi dari Amerika Serikat. Impor ini mencakup minyak mentah (crude), LPG, dan BBM, dengan nilai transaksi diperkirakan mencapai USD 10–15 miliar.

Langkah ini dilakukan setelah pemerintah berhasil melobi Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menurunkan tarif impor barang-barang asal Indonesia dari 32 persen menjadi 19 persen.

“Dalam negosiasi tersebut, salah satu kesepakatan adalah pembelian energi dari Amerika, termasuk LPG, BBM, dan crude dengan nilai sekitar USD 10–15 miliar,” ujar Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (18/7/2025).


Dampak terhadap Harga BBM Subsidi

Kendati biaya logistik impor dari AS berpotensi lebih tinggi dibanding negara tetangga seperti Singapura, Bahlil memastikan harga BBM subsidi, seperti Pertalite dan LPG 3 kg, tidak akan terdampak.

“Pemerintah telah menghitung ulang struktur biaya agar tetap efisien dan tidak membebani masyarakat. Tujuannya tetap sama, agar harga BBM subsidi tetap stabil,” jelasnya.

Selain itu, Kementerian ESDM akan memberikan arahan teknis kepada Pertamina sebagai holding BUMN energi untuk memastikan skema impor baru ini tidak mengganggu alokasi subsidi energi nasional.

“Langkah lanjutan akan kami koordinasikan bersama Pertamina dan hasilnya akan kami laporkan setelah final,” tambah Bahlil.


Dengan penyesuaian harga BBM ini, pemerintah berharap keseimbangan antara harga keekonomian energi dan daya beli masyarakat tetap terjaga, sekaligus menjaga keberlanjutan pasokan energi nasional.